Cari Artikel Lainnya

Senin, 01 Agustus 2011

Seni Kercengan Bawean


Bukan warga Bawean kalau tidak bisa menciptakan sesuatu yang sifatnya alternatif, sekalipun hal itu berupa kesenian. Khawatir dengan budaya modern yang terlalu mengumbas goyangan erotis dan pornoaksi, sejumlah seniman Bawean menciptakan kesenian Kercengan. Karena dicipatkan seniman asli Bawean, tarian ini bernuansa religius.

KALAU kita pernah melihat tarian Saman dari Nagro Aceh Darussalam, maka kesenian tersebut hampir mirip dengan seni Kercengan di Bawean. Bedanya penari Kercengan membawa alat musik kercengan yang menari mengikuti alunan alat musik kercengan. Sementara tari Saman, penarinya murni melakukan atraksi olah tubuh tari-tarian degan diiringi nyanyian sang penari.
Serupa tapi tidak sama, demikian penilaian orang saat membandingkan Kercengan dengan tarian Saman. Untuk tarian Kercengan, penarinya terdiri puluhan orang gadis berjejer beberapa baris di depan. Seperti dengan tarian Saman, seni Kercengan juga mengutamakan gerak tangan, menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian, yaitu tepuk tangan dan tepuk dada.
Selain grup penari, dalam seni Kercengan juga ada grup musik, yang terdiri beberapa orang pria duduk di belakang penari mengirini alunan tari. Para pemusik ini memainkan irama serasi dengan menabuh rebana al-banjari. Selain itu, ada grup penyanyi yang biasanya membawakan shalawat. Untuk penyanyi ini, ada pria dan wanita.
Saat ini di Bawean sedikitnya ada 42 grup seni Kercengan, tidak hanya mampu menarik masyarakat yang berjarak 81 mil dari Pelabuhan Gresik itu saja, masyarakat dari negeri asing seperti Malaysia juga terhibur dengan kesenian bernafaskan religi tersebut. Di negeri Jiran, saat ini ada beberapa grup Kercengan yang sudah populer, salah satunya grup Putri Paginda Ampang.
Adalah Iling Khairil Anwar, Ketua Umum Lembaga Eskavasi Budaya (BEKU) yang memiliki kelompok penari Kercengan. Nama kelompoknya "Bhei-Bhei" yang cukup dikenal di kalanan masyarakat Bawean, sebagai salah satu grup Kercengan asli di Bawean.
Menurut Iling Khairil Anwar, Kercengan ini muncul sebagai salah satu tameng masuknya hiburan-hiburan hot ke Bawean. Artinya, kesenian modern hot yang masuk ke Bawean, harus dihadapi dengan kesenian juga, tidak bisa jika hanya dengan menggelar pengajian saja.
"Sehingga untuk menandingi kesenian modern yang hoti itu, harus ada pembanding dari kalangan masyarakat. Salahsatunya adalah menciptakan kesenian yang lebih bernafaskan agama lebih baik daripada pertunjukan yang mempertontonkan aurat," paparnya.
Iling menilai, seni Kercengan tidak akan menarik jika tanpa seorang wanita ikut tampil. Karena tampilnya wanita bisa merubah suasana penampilan, namun tentunya disesuaikan dengan konsep busana yang Islami.
"Tidak menarik bila hanya menampilkan kalangan lelaki saja, sebab tidak bisa merubah suasana penampilan. Dalam konteks budaya, saya kira tidak haram sebab tujuannya baik," terangnya.
Ahidin sebagai Ketua Group Putri Paginda, mengatakan kesenian kercengan Bawean ternyata mendapat sambutan luar biasa dari seluruh warga Indonesia dan masyarakat setempat di Malaysia. "Suara merdu dengan irama bagus diiringi gerakan tangan yang kompak menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat di Malaysia," katanya.
Menariknya, personel grup Kercengan Putri Paginda Ampang adalah putra dan putri keturunan Bawean yang lahir di Malaysia. Grup ini sudah empat tahun eksis di Malaysia. Selain itu, seni Kercengan juga sering tampil di wilayah Gresikl kota, menghibur dalam acara-acara yang digelar oleh pemerintah kabupaten dan masyarajat umum. (*)//suaragiri.com

Tidak ada komentar: